Agar Pemberian ASI Berhasil, Ibu Harus Melakukan Tiga Hal Ini

Faktor internal dan eksternal amat memengaruhi keberhasilan pemberian ASI. Jika ibu sudah mengetahui persis apa saja faktor-faktor yang berisiko menggagalkan pemberian ASI, maka ibu harus melakukan langkah-langkah yang dipaparkan Mia Sutanto, ketua umum AIMI (Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia) berikut ini.

Dengan melakukannya, diharapkan pemberian ASI bisa dilakukan dengan sempurna, lancar dan berkesinambungan hingga miniman dua tahun. “Intinya, awali dengan cara yang benar, maka hasil akhirnya pun akan sesuai keinginan,” kata Mia.

Apa saja itu?

1. Pilih fasilitas kesehatan yang pro ASI

Di mana bayi pertama kali menyusui? Kebanyakan tentu di fasilitas kesehatan, seperti rumah sakit atau klinik bersalin. Maka pilihlah fasilitas kesehatan yang pro ASI. Di masa-masa hamil, rajin-rajinlah “shopping”. “Orang tua jangan hanya belanja perlengkapan bayi, tapi juga harus “belanja” untuk menemukan fasilitas kesehatan yang benar pro ASI. Jadilah konsumen yang kritis, toh, kita melahirkan tidak gratis?” kata Mia.

Bersamaan dengan tahapan ini, pilih pula tenaga kesehatan yang pro ASI.  Karena percuma saja jika fasilitas kesehatan sudah pro ASI, tapi yang membantu persalinan tidak? Jadi seperti sebuah sistem yang tidak dijalankan dengan semestinya. “Salah-salah, bisa jadi tidak berlangsung sesuai apa yang kita harapkan,” lanjut Mia.

2. Lakukan IMD (inisiasi menyusui dini)

Setelah memahami proses IMD yang benar -- begitu dilahirkan, bayi (tanpa dimandikan atau dibedong) langsung ditaruh di perut ibu, minimal 1 jam, dan biarkan bayi merangkak secara alami untuk menemukan puting (bukan dijejalkan), minta pada dokter atau bidan yang melayani untuk melakukan itu. “IMD bisa dilakukan bahkan untuk ibu yang melahirkan dengan proses caesar. Selama kondisi ibu dan anak tidak ada gangguan berarti atau stabil, tidak ada alasan untuk tidak melakukan IMD,” ungkap Mia. “Ini proses penting agar bayi bisa belajar menyusu.”

3. Lewati 24 jam pertama bersama bayi

Tahapan penting setelah IMD, ibu dan bayi disatukan dalam ruangan yang sama. Bayi diletakkan di tempat yang terjangkau ibu. Sehingga, ketika bayi menunjukkan tanda-tanda ingin menyusui seperti gelisah atau menangis, ibu bisa langsung menyusui. “Ini proses belajar yang penting bagi seorang ibu yang menjadikannya terampil dalam menyusui,” terang Mia. “Sungguh tidak ada alasan untuk bayi sehat dan stabil dijauhkan dari ibunya,” pungkasnya.

(wida/wida)

Source link


Sumber: http://ift.tt/2bbYYj9

Related Posts

Posting Komentar